Alangkah bahagianya jika seseorang
berhasil meraih dan menggapai cinta Allah swt. Sebab, bila seseorang berhasil
mendapatkan cinta Allah, maka hidupnya akan dituntun dan dibimbing oleh Allah
swt. Allah akan membimbing penglihatannya tatkala dirinya melihat; Allah akan
membimbing pendengarannya, manakala ia mendengarkan. Sebaliknya,
betapa menyakitkan bila kita merasa mencintai dan dicintai oleh Allah,
akan tetapi cinta kita hanya bertepuk sebelah tangan. Kita merasa mendapatkan kecintaan Allah, akan
tetapi sebenarnya kita tidak pernah mendapatkan kecintaan dari Allah swt.
Betapa
banyak orang sibuk mengerjakan perbuatan-perbuatan tertentu untuk mendapatkan
kecintaan dari Allah swt. Ada diantara manusia yang menyendiri di tengah hutan,
jarang makan-minum, bahkan mandi; menjauhi anak-isterinya dan sanak
keluarganya. Ia beranggapan bahwa dengan cara ini ia akan mendapatkan kecintaan
dari Allah swt.
Kita
juga menyaksikan ada diantara manusia yang melakukan ritual-ritual tertentu untuk
mendapatkan kecintaan dari Allah swt.
Ada yang berpuasa tiga hari tiga malam tanpa putus-putus; bahkan ada
yang sampai 40 hari 40 malam. Ada pula
yang sibuk membaca kalimat-kalimat dzikir, mengunjungi kuburan para nabi dan
wali, membaca riwayat hidup Rasulullah saw, dan sebagainya.
Akan
tetapi, apakah dengan cara-cara seperti itu mereka akan mendapatkan kecintaan
dari Allah swt? Lalu, bagaimana cara kita meraih dan menggapai kecintaan dari
Allah swt; agar cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan dan tidak hanya
sebatas merasa mencintai Allah swt, namun Allah sama sekali tidak mencintai
kita.
Allah swt
telah memberikan petunjuk yang sangat jelas, bagaimana cara mendapatkan
kecintaanNya. Allah swt telah berfirman,
artinya:
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[Ali Imron:31]
Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir
menyatakan, “Ayat ini merupakan pembukti, “Siapa saja yang mengaku
mencintai Allah swt, namun ia tidak berjalan sesuai dengan jalan yang telah
ditetapkan oleh Nabi Mohammad saw, maka orang tersebut hanya berdusta saja.
Dirinya diakui benar-benar mencintai Allah, tatkala ia mengikuti ajaran yang
dibawa oleh Mohammad saw, baik dalam perkataan, perbuatan, dan persetujuan
beliau saw.” Jika teruji bahwa ia benar-benar mencintai Allah, yakni dengan
cara menjalankan seluruh ajaran Mohammad saw, maka Allah akan balas mencintai
orang tersebut. Rasul saw bersabda:.
“Barangsiapa
mengerjakan suatu perbuatan yang tidak kami perintahkan maka perbuatan itu
tertolak.”[Muttafaq ‘alaihi]
Para ahli hikmah telah
menyatakan,”Perkara yang hebat bukanlah kamu [merasa] mencintai Allah, akan
tetapi, kalian benar-benar dicintai [oleh Allah swt].
Imam Hasan al-Bashriy pernah berkata,” Ada
suatu kaum merasa bahwa mereka telah mencintai Allah swt, lalu, Allah swt
menguji mereka dengan firmanNya,”Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[Ali Imron:31]
Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan sebuah hadits
dari ‘Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda,”Bukankah agama ini
adalah cinta dan benci karena Allah swt?
Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan, “Jika
kalian mengikuti sunnah Rasulullah saw, maka kalian akan mendapatkan keberkahan
hidup”.
Atas dasar itu, jika kita
hidup sesuai dengan sunnah Rasulullah saw, maka kita pasti akan mendapatkan
kecintaan dari Allah swt, dan kita juga pasti akan mendapatkan ampunan dari
Allah swt.
Dari uraian Imam Ibnu Katsir
di atas jelaslah bagi kita, jika seseorang ingin meraih dan mendapatkankecintaan dari Allah swt, kita mesti berbuat dan berperilaku sesuai tuntunan
Islam. Jika kita berjalan sesuai dengan ajaran yang dibawa Mohammad saw, tentu
kita akan dicintai oleh Allah swt. Sebaliknya, meskipun kita merasa mencintai
dan dicintai Allah swt, kita tidak akan mendapatkan kecintaan dari Allah swt,
selama tidak berjalan sesuai dengan ajaran Mohammad saw.
Atas dasar itu, kita tidak
boleh membuat tatacara atau ritual tersendiri untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Ajaran ataupun ritual apapun yang
tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw tidak mungkin mengantarkan kita untuk
meraih cinta Allah swt. Hanya dengan menjalankan ajaran Islam secara konsisten
dan konsekuen. Kita akan mendapat
kecintaan dari Allah swt.
Jelaslah kini, hanya ada
satu cara untuk mendapatkan kecintaan dari Allah swt; yaitu, selalu menjaga
keimanan dan berperilaku sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Mohammad
saw. Seorang yang mencintai Allah swt
akan berusaha dengan segenap tenaga untuk menerapkan aturan-aturan Allah swt,
baik yang berhubungan dengan masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Sayangnya, saat ini kita tidak mampu lagi menerapkan
aturan-aturan Allah swt dikarenakan tidak ada institusi yang menjaminnya. Penerapan syari’at Islam dalam bingkai negara
masih jauh di atas kenyataan. Padahal,
penerapan syariat Islam secara utuh dan menyeluruh merupakan bukti kecintaan
kita kepada Allah, sekaligus jalan pembuka untuk meraih cinta Allah. Bagaimana kita bisa merasa dicintai Allah swt
sementara itu kita mencampakkan aturan-aturannya dan menerapkan pranata-pranata
kufur? Pastinya, bukan kecintaan yang
kita dapat, akan tetapi laknat dan kebencian yang akan kita sandang. Na’udzu billahi min dzaalik.
0 komentar:
Posting Komentar